Summer Course On Tropical Sea Farming And ICM

SummerC_1

Summer Course On Tropical Sea Farming And ICM

PKSPL IPB Selenggarakan Kegiatan Summer Course on Tropical Sea Farming and ICM bersama Departemen Budidaya Perairan (BDP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, (FPIK, PEMSEA dan Mindanao State University – Naawan, Philippines.

PKSPL LPPM IPB University berkolaborasi dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Departemen Akuakultur FPIK IPB University. Partnerships In Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) dan Mindanao State University Naawan Philippines menyelenggarakan Summer Course on Tropical Sea Farming and Integrated Coastal Management, pada 1 – 10 Agustus 2022. Kegiatan ini didukung penuh oleh International Collaboration Office IPB University.

Untuk pertama kalinya di tahun 2022 PKSPL IPB University berkolaborasi dengan International Collaboration Office IPB, PEMSEA, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Departemen Budidaya Perairan (BDP) IPB University, MSU Naawan Philippines, Universitas Malaysia Terengganu, Asian Institute of Technology (AIT), menggelar International Summer Course tentang Budidaya Laut Tropis dan Pengelolaan Pesisir Terpadu. Summer course sudah di lakukan secara Hybrid (offline dan online) sejak hari Senin (1/8) hingga Kamis (4/8) di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) – IPB University, Kampus Baranangsiang, Bogor. Pada tanggal 5 – 7 Agustus 2022 peserta Summer course dibawa ke Pulau 1000. Kemudian tanggal 8-10 Agustus peserta Kembali lagi ke kampus untuk melanjutkan pelatihan dan presentasi personal project. Summer course ini diikuti sebanyak 31 peserta berasal dari beberapa universitas antara lain Zhejiang University-Hangzhou China, IPB University, Mindanao State University at Naawan-Philippines, University of the Philippines Visayas, Noakhali Science and Technology University-Bangladesh, Government of Bontang, Universidade Nacional Timor Lorosa’e-Timor Leste dan Padjadjaran University.

Summer course kali ini bertujuan untuk mengenalkan Sea Farming di laut tropis dan pengelolaan pesisir dan laut terpadu serta membekali para siswa dengan praktek langsung ke lapangan Sea Farming untuk mengenal praktik sea farming ikan kerapu dan lobster.

Dalam pembukaan summer cuorse (1/8/2022), Kepala PKSPL LPPM IPB University Dr. Yonvitner menjelaskan bahwa “Secara pribadi saya bahagia atas terselenggaranya kegiatan summer course ini, ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen Siregar, M.For.Sc selaku Direktur International Collaboration Office IPB University yang telah mendukung kegiatan summer course ini. tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada Dekan FPIK IPB University Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Aimee Gonzales, M.Sc dan Cristine Ingrid Narcise, M.Sc dari PEMSEA.

Tema yang diangkat pada summer course ini merupakan hal penting terkait dengan integrated coastal management. Kita ketahui science berperan penting dalam pengelolaan kawasan pesisir agar memiliki dampak positif secara ekonomi maupun keberlanjutannya dimasa depan. Summer cousre ini setara dengan 3 SKS, dimana nantinya peserta diberikan materi oleh pengajar yang kompeten serta merupakan ahli dibidangnya masing-masing. Terakhir, kepada peserta yang hadir secara offline maupun online saya ucapkan selamat mengikuti summer course ini”

Dalam kesemptan yang diberikan, Dekan FPIK IPB University Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc menjelaskan “ Selamat datang pada semua peserta Kegiatan Summer Course on Tropical Sea Farming and Integrated Coastal Management. Sejalan dengan penjelasan Kepala PKSPL LPPM IPB University Dr. Yonvitner, tema maupun konsep dari summer course ini sangat penting untuk diterapkan pada pengelolaan kawasan pesisir. Bagaimana science secara implementasi harus dapat meminimalkan kerusakan serta menjaga kawasa pesisir agar berkelanjutan di masa depan. Karena kita ketahui pesisir merupakan wilayah yang memiliki peranan penting baik dari segi ekonomi maupun lingkungan.

Sehingga pengelolaan secara berkelanjutan menjadi penting agar manfaat kawasan pesisir secara maksimal dapat berdampak positif. Selamat mengikuti kegiatan summer course ini kepada peserta yang telah hadir baik secara onffline maupun online”.

Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnaen Siregar, M.For.Sc menjelaskan dalam kesempatan yang diberikan “Terima kasih kepada Dekan FPIK IPB University, Kepala PKSPL LPPM IPB University, Dr. Irzal Effendi dan Tim pelaksana summer course ini dan peserta summer course yang saya banggakan. Pada kegiatan ini saya mengapresiasi kepada peserta yang telah mendaftar baik dalam negeri maupun luar negeri. Sudah dijelaskan oleh dekan FPIK IPB bahwa kegiatan ini penting untuk bagaimana pengelolaan wilayah pesisi dilakukan secara terpadu melalui pengembangan IPTEK.

Kita ketahui bahwa pengelolaan wilayah pesisir haruslah dilakukan secara terintegrasi baik lokal maupun secara global. Sehingga kolaborasi terkait science melalui summer course ini penting untuk bagaimana menciptakan pengetahuan yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Kolaborasi ini juga penting tidak hanya untuk menciptakan best parctices, namun juga new practices. Bagaimana IPB terus mengembangkan keilmuannya untuk mendukung IPTEK di era 4.0 saat ini dengan kolaborasi baik dengan perguruan dalam tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Wakil Kepala Bidang Program Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Akhmad Solihin, S.Pi., MH, mrnyampaikan bahwa kegiatan semacam ini perlu terus di kembangkan terutama soal riset dan pengembangan budidaya laut sangat penting. Hal ini karena sepertiga luas Indonesia berupa lautan sehingga tersedia sumberdaya yang melimpah untuk dimanfaatkan.

Direktur Stasiun Sea Farming PKSPL IPB University, Muhammad Qustam Sahibuddin menyampaikan Summer Course sangat penting untuk membangun jiwa dan kecintaan serta kepedulian terhadap pesisir dan laut. Jika indonesia serius mengurus lautnya, maka persoalan bangsa indonesia selesai.

Pada pelaksanaan fieldtrip Ruddy Suwandy sebagai salah satu pengajar Summer Course dalam hal ini menyampaikan bahwa Sumberdaya perairan pesisir sangat rentan terhadap pengaruh aktivitas manusia yang dilakukan di daratan. Pengelolaan wilayah daratan yang tidak berdasarkan prinsip pelestarian lingkungan akan menyebabkan beban yang berat bagi suatu perairan yang mempunyai kapasitas daya dukung lingkungan yang terbatas. Oleh karena itu, sumberdaya perairan pesisir (baik berupa ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang, dan seluruh flora dan fauna yang hidup di dalamnya) harus dipelihara oleh semua Stakeholders yang mendapat keuntungan dari ekosistem pesisir tersebut.

Lanjutannya bahwa “Integrated Coastal Management (ICM) haruslah menjadi dasar pemikiran bagi stakeholders tersebut dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya pesisir (wilayah daratan dan perairan pantai) dan lautan merupakan satu kesatuan yang saling dapat memberikan keuntungan bagi seluruh stakeholders. Implementasi prinsip ICM yang baik akan menghasilkan kelimpahan sumberdaya perairan yang melimpah dan dekat dari wilayah pesisir sehingga untuk memanfaatkannya tidak perlu mengeluaran biaya yang terlalu besar”.

Isdahartati, M.Si selaku course leader menyampaikan kegiatan fieldtrip ini bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dimana selama empat hari mengikuti materi di dalam kelas kemudian dilanjutkan dengan melihat dan praktek langsung dilapangan terkait data biofisik, sosial ekonomi dan budaya, dan dan kegiatan ini merupakan integral dari kurikulim summer course.

Fieldtrip ke Balai Sea Farming PKSPL IPB di Kepulaun Seribu merupakan studi lapang yang sangat berguna bagi para peserta summer course untuk melihat lebih jauh bagaimana keterkaitan antara keberhasilan implementasi ICM dengan pengelolaan marikultur di Balai Sea Farming.,” ungkap Isda.

Harapan semua pengajar, membekali para peserta melalui kegiatan perkuliahan pada saat summer course dan praktik langsung di lapangan melalui fieldtrip mengenai bagaimana manajemen pengelolaan pesisir dan lautan seperti mangrove, lamun, terumbu karang, penyu, keterlibatan stakeholder, serta sea farming, pemahaman peserta mengenai aktivitas sea farming yang dikelola dengan menerapkan konsep ICM dalam rangka mengambil manfaat seoptimal mungkin, baik bagi nelayan sea farming, stakeholders wisata bahari dan eduwisata, serta untuk kebersihan lingkungan sekitarnya dapat meningkat.

Kegiatan ini beberapa beberapa peserta mendapatkan reward baik dari peserta offline dan online beberapa yang mendapatkan hadiah dari kegiatan summer course di karenakan aktif dalam kegiatan.

Kegiatan summer course ini melibatkan 17 (Tujuh Belas) pengajar professional dari IPB University yaitu Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Ario Damar, M.Si, Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc, Assoc. Prof. Dr. Ir. Irzal Effendi, M.Si, Dr. I Wayan Nurjaya, M.Sc, Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc, Dr. Ichsan Achmad Fauzi, S.Pi, M.Sc, Rahman, M.Si, Dr. Ruddy Suwandi, MS. MPil, Dr. Yovitner, S.Pi, M.Si, Akhmad Solihin, MH dan Dr. Ir. Yani Hadiroseyani, M.M. Sementara pengajar dari luar negeri terdiri dari Aimee Gonzales, M.Sc (PEMSEA), Cristine Ingrid Narcise, M.Sc (ATSEA), Assoc. Prof. Dr. Ruby Castrence Gonzales (Mindanao State University Naawan-Philippines), Prof. Dr. Yeong Yik Sung (University Malaysia Terengganu) dan Dr. Krishna R. Salin (Asian Institute of Technology).

Pada saat evaluasi dan penutupan peserta menyampaikan sangat puas ikut summer course diamana mereka belajar banyak dari para pakar ICM dan Sea Farming. Mereka menyapaikan pencapain tujuan mencapaiu 80%-100%. Kegiatan summer course ini telah dilaksanakan pada tanggal 1-10 Agustus 2022. Peserta yang mengikuti berasal dari beberapa negara seperti Filipina, Bangladesh, Timor Leste, India, China, dan Indonesia. (Qomar-Alin/PKSPL)