“Si Tampan”: PKSPL-IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser Kembangkan Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrim

sitampan_1

“Si Tampan”: PKSPL-IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser Kembangkan Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrim

Sumenep, 4-5 Agustus 2024, IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser melakukan uji coba metode baru untuk penanaman mangrove. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Dosen Pulang Kampung Tahun 2024 IPB University. Program ini terdiri dari kegiatan peluncuran teh mangrove, menilai kesukaan rasa, warna dari teh mangrove, penanaman mangrove dengan metode baru, dan melatih monitoring mangrove yang sudah ditanam. Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Fery Kurniawan. S.Kel., M.Si., dosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Peraiaran dan peneliti senior di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir daa Lautan, IPB University, ini dilaksanakan di Pantai Kundang Wetan, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Kepala Desa Tanjung, Guru SDN 1 Tanjung, Pokmaswas Reng Paseser, dan Tokoh Masyarakat turut hadir dalam kegiatan ini.

Kegiatan penanaman yang dilaksanakan sore hari ini dilakukan oleh seluruh anggota Pokmaswas berserta para masyarakat yang sukarela membantu dan belajar bersama. Sebanyak 560 bibit Rhizopora stylosa yang ditanam untuk metode SiTampan ini. SiTampan adalah kepanjangan dari sistem tanam pancang berumpun. Metode ini merupakan penggabungan dari metode tanam mangrove pancang dan metode rumpun.

Dr. Fery Kurniawan yang juga adalah peneliti PKSPL IPB University menyampaikan bahwa metode ini masih dalam ujicoba yang mana harapannya dapat memperangkap sedimen atau pasir dan nutrien lebih banyak dibandingkan metode yang lainnya. Tak hanya itu, dia juga menjelaskan bahwa SiTampan nantinya dapat dijadikan sebagai alat penghalang ombak (APO) alami karena sistem tanamnya yang bergerombol dan rapat sehingga memiliki kekuatan untuk menahan gelombang dan arus pantai. SiTampan juga diharapkan dapat berhasil dan diaplikasikan pada pantai-pantai dengan kondisi yang ekstrim.

Fatlillah atau sering dipanggil Fadel menjelaskan bahwa siTampan ini merupakan metode kelima yang dikembangkan dan diujicobakan di Kundang Wetan. “Melihat kondisi mangrove dari metode-metode sebelumnya, sistem dengan bergerombol lebih hidup dibandingkan dengan metode konvensional yang tanamnya satu-satu” tambahnya yang juga sekertaris dari Pokmaswas Reng Paseser.

SiTampan lahir dari diskusi dan kolaborasi dari IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser. Metode ini dikembangkan karena melihat kondisi wilayah penanaman mangrove yang memiliki gelombang datang dan balik yang kuat akibat adanya tangkis laut dan unsur hara yang sedikit karena substrat didominasi oleh patahan karang berlumpur. Diharapkan banyak sedimen yang terperangkap sehingga unsur hara untuk nutrisi mangrove lebih banyak. Nutrisi banyak dapat mempercepat pertumbuhan bibit mangrove.

Masyarakat sangat antusias saat melakukan penanaman menggunakan SiTampan karena ini juga pengalaman pertama. Apalagi di sekitar area penanaman banyak bambu sisa dari rakit rumput laut yang juga menjadi penyebab rusaknya mangrove yang ditanam, selain sampah. Masyarakat berharap siTampan menjadi alat perangkap dan penahan gelombang.

Upaya rehabilitasi mangrove ini mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) khususnya SDG 1 dan 2 untuk pengentasan kemiskinan dan kelaparan (SDG 1 dan SDG 2), SDG 8 memastikan mata pencaharian dan pertumbuhan ekonomi, SDG 13 mengambil tindakan melawan dampak perubahan iklim dan SDG 15 menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati serta juga SDG 14 menjaga kehidupan ekosistem laut. ~RBA & NDA~