PKSPL LPPM IPB University Bentuk Kelompok Konservasi Ekosistem Pesisir Di Kampung Yensawai Barat, Pa

f-qst-yansawai-1

PKSPL LPPM IPB University Bentuk Kelompok Konservasi Ekosistem Pesisir Di Kampung Yensawai Barat, Pa

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), IPB University membentuk kelompok konservasi ekosistem pesisir di Kampung Yensawai Barat Distrik Batanta Utara Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K) di Provinsi Papua Barat yang dilakukan PKSPL bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas), Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dan Coral Reef Rehabilitation Management Program-Coral Triangle Initiative (Coremap-CTI).

Pembentukan kelompok sendiri dipandu oleh Muhammad Qustam Sahibuddin, peneliti PKSPL IPB University dimana kelompok konservasi ekosistem pesisir yang terbentuk terdiri dari tiga Kelompok. Yaitu Kelompok Pengelola Ekosistem Terumbu Karang Kampung Yensawai (dibentuk 9 Maret 2021), Kelompok Korbon Kampung Yensawai dan Kelompok Andoi Kampung Yensawai (dibentuk 10 Maret 2021). Selanjutnya masing-masing kelompok merumuskan anggaran dasar/anggaran rumah tangga agar kelompok yang telah terbentuk dapat memiliki arah dan tujuan jelas serta satu visi dan misi.

Tiga kelompok tersebut diisi oleh masyarakat dari Kampung Yensawai Barat dan Yensawai Timur yang terdiri dari berbagai usia dan keterwakilan gender. Menariknya antusias masyarakat sangat tinggi, terutama keinginan untuk belajar dan memperoleh ilmu tentang konservasi ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang.

Setelah kelompok terbentuk, masing-masing kelompok mulai mendapat bimbingan teknis terkait dengan ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang dari pendamping lokal, Nurdana Pratiwi, untuk berkomunikasi dengan masing-masing tenaga ahli.

“Untuk Kelompok Pengelola Ekosistem Terumbu Karang Kampung Yensawai di bawah bimbingan Aditya Bramandito, Kelompok Korbon Kampung Yensawai (ekosistem mangrove) di bawah bimbingan Dadan Mulyana, dan Kelompok Andoi Kampung Yensawai (ekosistem lamun) di bawah bimbingan Robba Robba Fahrisy Darus. Di samping itu juga kelompok diberikan pengetahuan umum tentang pentingya fungsi dan menjaga ekosistem pesisir agar tetap lestari yang dipandu oleh Arsyad Al Amin,” ujar Muhammad Qustam.

Bimbingan teknis bertujuan untuk melakukan transfer ilmu dan teknologi kepada kelompok yang terbentuk. Proses bimbingan teknis disampaikan melalui pemberian materi dan praktek langsung dilapangan.

Terkait metode rehabilitasi yang dilakukan, ekosistem mangrove menggunakan metode rumpun berpagar dengan formasi setiga dan merupakan metode pertama kali yang diterapkan di Kabupaten Raja Ampat. Sedangkan ekosistem lamun menggunakan metode sprig anchor. Untuk terumbu karang menggunakan metode yang diadopsi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Keberhasilan kegiatan rehabilitasi ekosistem pesisir yang dikawal oleh PKSPL LPPM IPB University ini tentunya sangat diharapkan. Karena akan menjadi acuan dalam kegiatan konservasi tanpa melupakan aktivitas ekonomi yang tentunya akan berdampak pada keberlanjutan kelompok. Harapannya, ketika program selesai, kelompok tidak ikutan selesai (bubar). Sama halnya dengan program-program yang selama ini dilaksanakan di Kabupaten Raja Ampat. Oleh karena itu proses monitoring, pendampingan lokal dan penguatan kelembagaan yang berkelanjutan menjadi fokus PKSPL LPPM IPB University di tahap berikutnya,” ujarnya. (MQS)