PKSPL IPB Kawal KONAS Pesisir Ke-10 Dengan Adakan Coastal Scientific Forum

konsa_x_1

PKSPL IPB Kawal KONAS Pesisir Ke-10 Dengan Adakan Coastal Scientific Forum

PKSPL-IPB, Setelah diselenggarakan terakhir pada tahun 2014, Konferensi Nasional (Konas) Pengelolaan Pesisir, laut dan pulau kecil Kembali diadakan tahun ini. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor, bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI), Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikann dan Kelautan Indonesia dan Pemerintah DKI Jakarta menggagas pentingnya dilaksankaan kembali Konferensi Nasional (KONAS) yang secara berangkaian yang kini sudah memasuki penyelanggaraan yang ke-10. Konferensi Nasional (KONAS) ke 10, ini merupakan bagian dari upaya peneguhan kembali kelembagaan pesisir dan lautan. Selain itu, Konas ke 10 ini menjadi ruang bagi para ahli pesisir dan laut di Indonesia untuk menyatukan semangat dalam pencapaian pembangunan pesisir dan lautan. Tema yang diusung dalam KONAS 10 ini adalah “Mewujudkan Pesisir, Pulau-pulau Kecil, dan Laut sebagai Penghela Blue Economy untuk Kesejahteraan Masyarakat Melalui Tata Kelola yang Terukur” PKSPL IPB sebagai salah satu pilar pengelolaan pesisir terpadu dan salah satu penggagas KONAS mengisi KONAS X dengan menyelenggarakan Coastal Scientific Forum pada 9-10 Novermber 2021. CSF akan menjadi wadah bagi para ilmuwan dari perguruan tinggi dan lembaga riset untuk bertukar ide, inovasi dan pengalaman dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dan pulau-pulau kecil agar dapat menjadi penghela ekonomi nasional yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat. Disinilai sains bertemu dengan praktik pengelolaan (Sciences meet the management), demikian dijelaskan oleh Dr. M. Arsyad Al Amin, Ketua Panitia Coastal Scientific Forum, yang merupakan Peneliti Senior di PKSPL IPB Bogor.

Dalam kesempatan sambutannya di acara CSF, Rektor IPB Prof. Dr. Arif Satria menjelaskan “bahwa Sains ICM harus adaptive merespon Disrupsi besar yang terjadi saat ini. DImana tantangan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut kini harus lebih dapat menangkap tantangan perubahan begitu cepat, bukan saja terkait dengan perubahan sosial, namun juga perubahan ekologi, salahsatunya perubahan iklim. Karenanya, Sains dan Praktik Pengelolaan Pesisir Terpadu (ICM) kini harus adaptive dalam merespon era disrupsi kini. Demikian, dinyatakan Prof. Arif dalam sambutanya pada pembukaan acara Coastal Sceintifi Forum (CSF) yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB selama dua hari 9-10 November 2021 secara virtual.

Pengtingnya pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil menjadi fokus dari 26 Pakar terpilih dari perguruan tinggi, lembaga riset, kementerian dan lembaga swadaya masyarakat (NGO) yang hadir secara virtual untuk menyampaikan gagasan dan pemikirannya tentang kondisi dulu, saat ini, dan rekomendasi di masa mendatang tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Adapu topik-topik yang menjadi pembahasan dalam CSF kali ini adalah : (a) Coastal planning and management (b) Coastal sustainability sciences (c) Coastal and marine biodiversity, (d) Coastal social sciences (e) Coastal engineering and biotechnology, dan (f) Coastal and maritime 4.0. Dua pakar utama ICM yaitu Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, dan Prof. Chua Tia Eng (PEMSEA) juga hadir sebagai keynote speech.

“Hasil pemikiran para pakar dan sumbangan pemikiran para peserta dalam bentuk manuscript akan dikemas menjadi buku rujuan tentang State of the Art Pengelolaan Pesisir, laut dan Pulau Kecil terkini dan diterbitkan dalam jurnal edisi khusus” jelas Dr. Yonvitner (Kepaa PKSPL IPB University).

Selain agenda CSF dalam KONAS X ini juga dilaksanakan beberapa agenda lain yaitu (1) Coastal Leader Forum, (2) Coastal Award; (3) Seminar Haluan Maritim serta (4) Forum Sustainable Development Goals (SDG#14).