PKSPL IPB Bersama FIKP UNHAS Memfasilitasi High Academic Panel On Maritime Vision 2045
PKSPL IPB Bersama FIKP UNHAS Memfasilitasi High Academic Panel On Maritime Vision 2045
Bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Kelautandan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (UNHAS), PKSPL IPB University memfasilitasi High Academic Panel on Maritim Vision 2045 dengan mengundang 3 rektor perguruan tinggi yang tidak hanya memiliki latar belakang akademik kelautan dan perikanan, tapi secara institusional, ketiga perguruan tinggi mereka adalah perguruan tinggi yang memiliki visi terkait pembangunan maritim. Ketiga rektor tersebut adalah Prof. Dr. Arif Satria (Marine Policy), Rektor IPB University, Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti (Marine Bioremediation), Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), dan tuan rumah Prof Dr. Jamaluddin Jompa (Coral Ecology), Rektor Universitas Hasanuddin. Ketiga universitas tersebut juga memiliki visi pengembangan maritim masing-masing IPB University dengan Visi dan Misi Agromaritim, UNHAS dengan Visi dan Misi Benua Maritim, dan UMRAH dengan Visi Wilayah dan Negara Kepulauan. Diskusi panel 3 rektor tersebut dipandu oleh Prof Dr Luky Adrianto, Guru Besar Departemen MSP, FPIK IPB University sekaligus Peneliti Senior PKSPL IPB University.
Sebagai bagian tidak terpisahkan dari Simposium Kelautan dan Perikananke-10 FIKP UNHAS, diskusi panel rektor diselenggarakan di Hotel Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Sabtu, 10 Juni 2023. Diskusi panel ini bertujuan untuk memberikan standing position yang kuat dari komunitas akademik terhadap visi dan misi pembangunan nasional yang diharapkan akan mencapai masa keemasan pada tahun 2045.
Dalam paparan singkatnya, Rektor UMRAH, Prof Agung Dharma Syakti menekankan pada pentingnya visi negara kepulauan di mana laut menjadi sumber sekaligus lokomotif ekonomi nasional untuk Indonesia Emas 2045. Dalam konteks itu, maka budaya dan ekonomi negara kepulauan menjadi kunci dari Indonesia Emas 2045. Untuk menggapai itu, Rektor IPB University menegaskan pentingnya peran ilmu teknologi serta inovasi agromaritim sebagai kunci pembuka sekaligus penguat bagi pengembangan ekonomi negara kepulauan. IPB University sebagai universitas agromaritim memiliki pengalaman panjang dan kemampuan yang kuat dalam menghasilkan inovasi agromaritim khususnya yang terkait dengan pemanfaatan bioteknologi dan ekosistem digital dalam pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan. Prof Arif Satria juga menekankan pentingnya konsistensi kebijakan kelautan, terutama yang terkait dengan kedaulatan ekonomi negara kepulauan, termasuk di dalamnya ekonomi perikanan dan kelautan.
Sementara itu, Rektor UNHAS, Prof Jamaluddin Jompa melengkapi posisi akademik terkait pentingnya penguatan posisi Indonesia dalam konteks pembangunan kelautan global. Dari beberapa indeks global kelautan, seperti Ocean Health Index (OHI) dan SDG-14, Indonesia masih tergolong belum memuaskan dan cenderung stagnan. Oleh karena itu diperlukan penguatan komitmen dan sinergi strategis dari seluruh pemangku kepentingan dalam menentukan keputusan taktis terhadap ukuran-ukuran pencapaian negara kepulauan baik dalam konteks ukuran ekologi, sosial dan ekonomi sehingga keberlanjutan negara kepulauan menjadi terjaga.
Dalam penutupnya, Prof. Dr. Luky Adrianto selaku host dan moderator diskusi panel rektor ini menyampaikan pentingnya penguatan kerangka pikir sistem negara kepulauan (archipelagic system thinking) untuk seluruh komponen bangsa agar visi Nusantara 2045 yang pada dasarnya adalah mengembangkan negara kepulauan Indonesia menjadi visi yang dapat dijalankan melalui misi dan strategi pembangunan yang berbasis pada archipelagic system thinking. (lao/nur)