Membangun Indonesia Dari Laut, PKSPL Adakan WORKSHOP SMART SEA FARMING

ws_seafarming_1

Membangun Indonesia Dari Laut, PKSPL Adakan WORKSHOP SMART SEA FARMING

PKSPL LPPM IPB University pada 13/10/2021 menyelenggarakan Workshop Smart Sea Farming “Smart Indonesian Agriculture (Smart-In-Ag)”. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menciptakan komunikasi antar unit (pusat studi-fakultas/departemen) di lingkungan IPB University dalam mengkolaborasikan peluang riset menjadi pusat kegiatan mahasiswa untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Prof. Dr. Arief Satria, SP, M.Si (Rektor IPB University) dalam pembukaan workshop menjelaskan “Implementasi sea farming yang telah dikawal PKSPL dari tahun 2004 hingga sekarang merupakan salah satu wujud komitmen kuat IPB dalam implementasi agro-maritim 4.0 dimana sea farming berevolusi menjadi smart sea farming. Sea Farming sebagai sebuah sistem sangat luar biasa, karena di dalam sistem sea farming selain aspek sustainblity pengelolalaan sumber daya perikanan, juga terdapat aspek ekonomi yang langsung bersinggungan dengan masyarakat melalui aktivitas ekonomi berupa budidaya laut”

Selanjutnya Dr. Yonvitner, S.Pi., M.Si (Kepala PKSPL LPPM IPB University) mengatakan “Workshop ini dilandasi untuk akselerasi agromaritim guna memperkuat kinerja IPB dimasa depan, serta mengintegrasikan tantangan Ketua Senat dengan para Dekan dan departemen agar kolaborasi riset-riset diingkungan IPB dapat bersinergi baik sehingga menciptakan inovasi-inovasi serta terobosan baru bagi IPB University”

Acara ini dilaksanakan secara daring, dimana peserta ada dari mahasiswa, dosen dan peneliti pada pusat-pusat dilingkungan IPB. Workshop dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama berupa pemaparan dari narasumber seperti Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS (Penasehat Utama PKSPL LPPM IPB University) menjelaskan Sea Farming dalam Kerangka Agromaritim : Mendorong pencapaian SDGs Indoensia sektor kelautan , Dr. Ir. Irzal Effendi, M.Si (Kepala Divisi Coastal and Marine Science Technopark PKSPL LPPM IPB University) menjelaskan Sea Farming : Stasiun Pendidikan dan Penelitian Terintegrasi (INREF program dan KEDAIREKA Model), dan Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, MS, IPU (Ketua Senat Akademik IPB University) menjelaskan Role Model Konektivitas Pusat Studi dan Fakultas/Departemen di IPB University.

Sedangkan pada sesi pembahasan menghadirkan Prof. Dr. Ir. Iskandar Z Siregar, MForSc, IPU, ASEAN Eng (Direktur Program Internasional IPB University) terkait Dukungan program internasional dalam sinergi riset pusat dan fakultas/departemen di IPB University, Dr. Ir. Ernan Rustiadi, Mag (Kepala LPPM IPB University) terkait Peluang program pusat sebagai research base university dan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc (Dosen FPIK IPB University) terkait Pendidikan dan Riset Smart Mariculture pada Sea Farming (Design in INREF Smart Mariculture Program).

Pada sesi pembahasan dipandu langsung oleh Dr. Ir. Ario Damar, M.Si (Penasehat PKSPL LPPM IPB University)

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS menjelaskan “Indonesia memiliki potensi besar di kelautan dan perikanan sebesar sebesar US$ 171 milyar/tahun yang terdiri dari bidang perikanan, pesisir, bioteknologi, wisata bahari, minyak bumi dan transportasi laut. Laut juga sebagai sumber pangan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia di masa depan. Dimana target indonesia pada 2030 konsumsi ikan per kapita per tahun mencapai 84 kg. Tentu ini menjadi tantangan bagaimana memaksimalkan potensi yang ada disamping kelestarian lingkungan laut tetap terjaga. Oleh karena itu sea farming merupakan kunci jawaban terkait hal tersebut, memproduksi pangan dari laut dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan yang ada. IPB melalui sea farming yang telah dikawal PKSPL IPB mulai dari tahun 2004 merupakan wujud nyata dari implementasi agro-maritim 4.0, untuk Indonesia maju dari laut, membangun Indonesia dari laut”.

Dijelaskan lebih lanjut “dalam konteks Sea Farming kelembagaan sea farming diarahkan pada perubahan paradigma pengelolaan sumberdaya perikanan dari open access menjadi limited entry, dimana dalam kerangka sea farming bahwa yang mendapat hak pengelolaanlah yang memiliki akses terhadap pengelolaan sumberdaya tersebut. Dalam menunjang pelaksanaan sea farming, Pengembangan kapasitas masyarakat lokal menjadi penting, sehingga pendekatan yang dilakukan dapat berupa mengadakan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat ”

Dr. Ir. Irzal Effendi, M.Si selaku Kepala Divisi Coastal and Marine Science Technopark PKSPL LPPM IPB University mengatakan konsep Sea Farming melalui fasilitas Balai Sea Farming di Kepulauan Seribu dapat melakukan sinergi riset dan PPM (penelitian, praktikum dan magang) dilingkungan IPB baik itu S0 (sekolah vokasi), S1, S2 dan S3. Dimana pengembangan smart sea farming dapat memperluas riset-riset di lingkungan IPB melalui pendekatan teknologi 4.0. Konsep Sea farming juga telah menjadi model dalam riset berbau teknologi 4.0, dimana kita kolaborasi dengan WUR (Wageningen University & Research) dalam merancang smart sea farming. Disampin gitu juga dikembangkan program KEDAIREKA dalam keterlibatan dunia usaha dikolaborasikan dengan dunia pendidikan dan implementasi melalui kegiatan riset ditengah-tengah masyarakat. Jadi akan ada mobilisasi dari kampus ke masyarakat begitu sebaliknya dunia usaha ke kampus dan ke masyarakat. Model tersebut sangat mendukung dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)”

Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, MS, IPU selaku Ketua Senat Akademik IPB University mengatakan “Misi ipb yakni gotong royong, karena misi bersama maka pendidikan tempat penelitian depertemen, fakultas serta para dekan. Jadi harus berjamaah, bersama sama dan jangan ada tembok atau sekat diantara kita dimana justru jadikanlah tembok besar itu sebagai chanelling. Sehingga dibutuhkan kebijakan yang jelas, berbasis perencanaan, pedoman, monitoring dan evaluasi, serta adanya penguatan dukungan sistem manajemen dengan dana hibah untuk pusat studi yang mana sebagai stimulus untuk pencapaian indikator kinerja khususnya untuk pelaksanaan penelitian penugasan dalam rangka SDGs, perwujudan ini semua mendukung untuk maju guna menopang kejayaan IPB. “

Pada sesi pembahasan yang dipandu langsung oleh Dr. Ario Damar

Pada pembahasan Dr. Ir. Ernan Rustiadi, Mag selaku Kepala LPPM IPB University dengan bahasan Peluang program pusat sebagai research base university mengatakan Agro maritim 4.0 IPB telah terlihat pada salah satu contoh yang diimplementasikan IPB, yaitu sea farming. Implementasi dari Sea Farming menjadi potensi untuk meningkatkan sektor kelautan serta memecahkan masalah yang sedang di alami laut Indonesia, apalagi ini tantangan besar, teruntuk PKSPL yang diharapkan dapat lebih mengembangkan inovasi – inovasi terbaru melalui kepakaran yang dimilikinya.

Selanjutnya Prof. Dr. Ir. Iskandar Z Siregar, MForSc, IPU, ASEAN Eng selaku Direktur Program Internasional IPB University dengan pembahasan “Dukungan program internasional dalam sinergi riset pusat dan fakultas/departemen di IPB University” mengatakan Rintisan kerja sama pada sebuah penelitian merupakan aspek penting yang sangat krusial. IPB telah menjalin kerjasama penting dari beberapa universitas terkemuka di dunia. Konsep Sea Farming yang sedang menuju Smart Sea Farming sangat penting dalam aplikasi dari Agro-Maritim 4.0 IPB. Dimana Sea Farming dapat dijadikan sebagai Home International, artinya riset-riset diluar negeri dapat ditarik ke Sea Farming, jadi kita tidak usah ke luar cukup memaksimalkan potensi yang kita memiliki, jadikan Sea Farming sebagai magnet”

Kemudian di akhir pembahasan Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc selaku Dosen FPIK IPB University mengatakan, Smart Sea Farming membuka kesempatan untuk melaksanakan riset, pengalaman langsung dalam sistem produksi marikultur, serta membuka kolaborasi antar doen dan pusat studi dilingkungan IPB, tentu fokus pada kajian pengembangan smart marticulture. Dimana aspek ekonomi dan bisnis juga termasuk dalam bagian smart mariculture melalui smart sea farming ini. Pengembangan Smart Sea Farming merupakan contoh bagus dalam kolaborasi riset, karena disini kami mengembangankan Smart Sea Farming ada beberapa kehalian, dari saya sendiri terkait instrumen 4.0 seperti under water televisual system (UTS), ada dari BDP/PKSPL Pak Irzal yang mengarahkan input apa yang harus ada dalam UTS tersebut sehingga data dapat diolah meliputi biomassa, ukuran, tingkah laku. Contoh tingkah laku ikan sakit seperti apa, saya tidak punya ilmunya, tapi Pak Irzal punya ilmunya. Input-input itulah yang nanti kita masukkan dalam sistem sehingga sistem akan dirancang untuk membaca tingkah ikan sehat seperti apa, dan kalo sakit seperti apa ”

Dalam penutupan Kepala PKSP IPB, Dr. Yonvitner mengatakan “ ini merupakan tantangan besar kita bersama bagaimana sinergi dan kolaborasi riset dilingkungan IPB yang berbasis perencanaan, pedoman, monitoring dan evaluasi menjadi kunci penting dalam memberikan kontribusi terutama untuk IPB dan Indonesia di masa depan melaui Agro-Maritim 4.0”. (Qomar/MQS)