BCC PKSPL-IPB Melatih Manajemen Usaha Perikanan Masyarakat Pulau Sumba

pulau sumba

BCC PKSPL-IPB Melatih Manajemen Usaha Perikanan Masyarakat Pulau Sumba

PKSPL-IPB, 20 Juli 2017 –  Bersama Konsorsium Blue carbon Consortium (BCC), PKSPL-IPB menjalankan misi pemberdayaan masyarakat pesisir melalui Pelatihan Manajemen Usaha Perikanan Berkelanjutan di Indonesia bagian timur tepatnya di Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas nelayan dalam memahami kegiatan usaha penangkapan ikan yang efisien dan memahami manajemen usaha perikanan yang berkelanjutan serta rendah emisi. Sehingga dengan diberikannya pelatihan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir nelayan dari mencari ikan di laut menjadi mencari uang di laut serta menjaga kelestarian lingkungannya. Pelatihan yang di laksanakan mulai dari tanggal 9 Juni s.d 12 Juni 2017 dilaksanakan di Desa Weihura Kec. Wanokaka Kabupaten Sumba Barat, Desa Perokonda Kec. Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya dan Desa Lenang Kec. Umbu Ratu Nggay Kabupaten Sumba Tengah. Peserta pelatihan adalah masyarakat pesisir yang terdiri nelayan, pedagang, pengolah dan pelaku lain yang totalnya berjumlah 103 orang yang terbagi masing-masing di Desa Weihura sebanyak 41 orang, di Desa Perokonda jumlah sebanyak 30 orang dan di Desa Lenang berjumlah 32 orang.

Pelatihan Manajemen Usaha Perikanan Berkelanjutan menghadirkan tiga narasumber, yaitu Muhammad Arsyad Al Amin, Muhammad Qustam Sahibuddin dan Zainal Abidin (STC BCC). Materi yang diberikan dalam kegiatan pelatihan tersebut terdiri dari pra dan post test, materi personality plus, AMT, manajemen usaha perikanan (praktek membuat bubu) serta analisis dan perencanaan usaha perikanan.

Kegiatan pelatihan diberikan dengan metode pengajaran active learning dan interaktif. Pemberian materi pelatihan diawali dengan materi pesonality plus dan Achievment Motivation Training (AMT), dengan tujuan untuk merubah mind set peserta tentang usaha, peserta lebih mengenal diri mereka sendiri, potensi yang ada dalam diri sendiri, serta mampu menggunakan segala potensi dan kemampuan diri mereka sendiri untuk menjadi pelaku bisnis (berusaha) termasuk sebagai nelayan. Disamping itu juga agar peserta pelatihan merasa percaya diri akan ketrampilan sehingga peserta juga diberikan bekal materi yang bersifat teknis dan manajerial yaitu tentang teknik dan usaha penangkapan ikan serta materi manajerial berupa analisis dan perencanaan usaha perikanan untuk membekali peserta dapat menyiapkan diri dalam mengawali membuka usaha yang lebih terarah.

Materi manajemen usaha perikanan lebih menekankan kepada peserta pelatihan agar pola pikir nelayan dari mencari ikan di laut diubah menjadi mencari uang yang artinya harus ada perencanaan yang matang untuk menjalankan suatu usaha perikanan. Dengan adanya perhitungan manajemen keuangan diharapkan nelayan mampu mengelola penghasilan yang mereka peroleh dengan bijak serta diharapkan mereka sadar bahwa sumberdaya ikan yang ada di laut bukan tidak terbatas, namun jika tidak dikelola secara bijak maka keberadaan ikan di laut bisa dipastikan akan hilang. Oleh karena itu materi yang dibawakan oleh Zainal Abidin sangat menekankan hal tersebutkepada nelayan agar mereka dapat berubah ke arah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Untuk melengkapi dua materi materi, pelatihan memberikan materi analisis dan perencanaan usaha perikanan, yang menekankan perlunya kepastian keuntungan dalam usaha dengan melihat dari sisi keuangannya, artinya berusaha itu harus dipastikan untung ketika belum memlulai usaha, namun juga harus diperbaiki manajemen keuangan keluarganya sehingga harus memikirkan cara menabung dan mengupayakan perluasan usaha. Sebagaimana diketahui kegiatan usaha di bidang perikanan bukan kegiatan menangkap ikan saja, namun disitu ada kegiatan memasarkan serta kegiatan pengolahan. Sehingga pada materi ini pemateri menekankan kepada peserta pelatihan agar setiap usaha yang dijalankan di bidang perikanan harus paham berapa biaya yang dikeluarkan, berapa keuntungan yang diperoleh, peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan usaha yang dijalankan serta berapa harganya dan berapa lama modal yang sudah dikeluarkan untuk melakukan usaha dapat kembali. Pada materi ini dilakukan simulasi penghitungan analisis kelayakan usaha perikanan sederhana yang dijalankan oleh peserta pelatihan seperti usaha penangkapan ikan dan penjualan ikan.

Pelatihan yang dilaksanakan PKSPL bukanlah satu-satunya kegiatan PKSPL di lokasi ini, ini hanya salah satu implementasi demoplot dari kegiatan Proyek Pengeloaan Pengetahuan Pembangunan Sumberdaya Pesisir Rendah Emisi yang dilaksanakan oleh PKSPL bersama Blue carbon Consortium sebuah kerjasama strategis 3 lembaga yaitu PKSPL IPB, Perkumpulan YAPEKA dan Transform dengan didukung oleh dana hibah dari Milenium Challenge Account Indonesia (MCAI), yang kini telah memasuki kegiatan kuartal ke-8 sejak September 2015. Salah satu keluaran utama yang diharapkan dari proyek ini adalah demoplot yang dapat mendemonstrasikan praktek-praktek cerdas dan pengelolaan wilayah pesisir yang rendah emisi di tingkat desa/masyarakat (ARS & MQS).