PKSPL IPB Kembali Lakukan Pemantauan Kualitas Lingkungan Dan Flora Fauna Di Ujung Pangkah Gresik

pemantauan_ka_gresik_1

PKSPL IPB Kembali Lakukan Pemantauan Kualitas Lingkungan Dan Flora Fauna Di Ujung Pangkah Gresik

Bogor. November 2021. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University telah lakukan pemantauan kualitas lingkungan dan flora fauna di area Ujung Pangkah, Gresik Jawa Timur. Pemantauan ini rutin dilakukan tiap tahun dan pada tahun 2021 ini dilakukan sekitar satu minggu (1 – 7 November 2021). Pemantauan ini dilakukan guna mengetahui perkembangan kualitas lingkungan hidup dan flora fauna yang ada di area tersebut. Terget pemantauannya ialah untuk mengukur perkembangan rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh berbagai macam program baik pihak swasta maupun pemerintah.

Area Ujung Pangkah merupakan suatu area muara dari Sungai Bengawan Solo. Keberadaannya menjadi sangat penting untuk sistem penyangga kehidupan pesisir. Setidaknya Ujung Pangkah ditumbuhi oleh ekosistem mangrove yang menjadi rumah bagi berbagai macam biota baik perairan maupun terestrial (peran secara ekologi). Selain itu, masyarakat pun memanfaatkan area ini untuk lokasi mata pencaharian seperti sebagai nelayan atau petambak (peran secara ekonomi).

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah telah menetapkan area ini menjadi salah satu Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove melalui Surat Menteri Kehutanan No. S.729/Menhut – IV/2012 yang dilengkapi SK Gubernur Jawa Timur No 188/309/KPTS/013/2020. Bahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial (Dit BPEE) telah mengusulkan kawasan ini menjadi salah satu situs Ramsar pada bulan Juni 2021 lalu. Situs ini merupakan lokasi yang ditetapkan secara Internasional sebagai suatu habitat lahan basah yang dianggap penting secara Global. Area Ujung Pangkah ini menjadi lokasi di luar kawasan konservasi pertama yang diajukan menjadi salah satu situs Ramsar (read: ksdae.menlhk.go.id).

Ketua Tim Peneliti, Dr. Enan M. Adiwilaga (Peneliti senior PKSPL -red) mengatakan bahwa Mangrove yg ditanam oleh berbagai program semenjak 2017-an sudah berdaun cukup lebat dan mulai tumbuh. Namun ditemukan juga beberapa batang yang mati sehingga masih perlu di sulam. Sementara mangrove yang ditanam sebelum 2017 telah membentuk ekosistem tersendiri dengan munculnya mangrove jenis selain Rizhophora sp seperti munculnya Avicennia sp. dan Sonneratia sp.

Ia menanggapi beberapa hal terkait perkembangan lingkungan yang adai di area Ujung Pangkah ini. “Beberapa aktivitas industri yang terdapat di lokasi ini memiliki dampak yang sudah tidak signifikan terhadap lingkungan. Nampak dari mulai pulihnya ekosistem mangrove dari berbagai skema program. Namun, kita perlu terus memantau perkembangannya untuk memastikan kualitas lingkungannya masih terjaga dengan baik.”

Pada pemantauan kali ini ditemukan pula berbagai spesies burung migrasi seperti burung Gajahan timur, Gajahan besar, Birulaut ekor-blorok, Daralaut benggala, dan beberapa spesies lainnya. Terlihat pula burung migrasi Pelikan australi/Undan kacamata (Australian pelecan) yang sedang singgah di lokasi ini.

“Hasil pemantauan kami tiap tahun menunjukkan lokasi ini menjadi area migrasi bagi burung migrasi, terutama burung Pelikan. Dalam lima tahun terakhir, kami menjumpai pelikan dalam jumlah yang cukup stabil, yakni di angka + 10 – 30 ekor.” Pungkasnya.

Burung pelikan australi/undan kacamata yang terpantau di Ujung Pangkah (foto: MAK Budiman)

Pada penelitian kali ini tim PKSPL IPB University melakukan pemantauan dengan jumlah anggota tim sebanyak 10 orang yang terbagi ke dalam tiga tim. Tim 1 untuk pemantauan kualitas lingkungan fisik seperti air, sedimentasi, dan udara. Tim 2 untuk pemantauan kualitas flora fauna. Tim 3 untuk pemantauan kondisi masyarakat secara sosial dan ekonomi. Ketiga tim tersebut bekerja secara paralel guna efisiensi dalam penelitian yang menghasilkan data-data yang holistik.