Perekonomian Di Gugusan Pulau Terluar (Subi Dan Serasan)
Perekonomian Di Gugusan Pulau Terluar (Subi Dan Serasan)
Gugusan pulau di Kabupaten Natuna dapat dikelompokkan menjadi 2 gugusan yatu Gugusan Pulau Natuna dan Gugusan Pulau Serasan. Gugusan Pulau Natuna meliputi pulau-pulau di Bunguran, Sedanau, Midai,Pulau Laut dan Pulau Tiga. Gugusan Pulau Serasan meliputi pulau-pulau di Serasan, Subi Besar dan Subi Kecil. Terdapat 7 pulau terluar di Kabupaten Natuna yaitu 5 pulau terluar di Gugusan Pulau Natuna (Pulau Senoa, Pulau Sekatung, Pulau Sebetul, Pulau Semiun dan Pulau Tokong Boro) dan 2 pulau terluar di Gugusan Pulau Serasan (Pulau Subi Kecil dan Pulau Kepala). Diantara 7 pulau terluar tersebut, Pulau Subi Kecil merupakan satu-satunya pulau yang berpenghuni, sedangkan pulau lainnya tidak berpenghuni dan digunakan masyarakat sebagai lahan perkebunan tanaman kelapa,karet,cengkeh dan lainnya.
Administrasi wilayah di Gugusan Pulau Serasaran terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Subi, Kecamatan Serasan dan Kecamatan Serasan Timur. Jumlah pulau di Gugusan Pulau Serasan sebanyak 67 pulau terdiri dari 12 pulau berpenghuni dan 55 pulau tidak berpenghuni. Secara geografi, Kecamatan Serasan dan Serasan Timur berada di Pulau Serasan, sedangkan Kecamatan Subi memiliki geografis yang terpisah.
Akses menuju ibukota Kabupaten Natuna di Pulau Bunguran dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi udara dan laut. Maskapai penerbangan yang melayani rute dari dan ke Bandar Udara Natuna Ranai yaitu Sriwijaya Air dan Wings Air dengan jadwal penerbangan setiap hari kecuali Hari Minggu. Transportasi laut regular yang melayani pelayaran di Kepulauan Riau yaitu kapal pelni KM Bukit Raya dan kapal perintis KM Sabuk Nusantara 30.
Aksesibilitas ke Gugusan Pulau Serasan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi laut. Sarana transportasi yang singgah di Kecamatan Subi yaitu Kapal Perintis, sedangkan aksesibilitas di Pulau Serasan relatif lebih mudah, karena selain kapal perintis juga kapal pelni KM Bukit Raya dapat berlabuh di Pulau Serasan. apabila penduduk di Kecamatan Subi hendak naik kapal pelni, biasanya harus berangkat dari Subi sehari sebelumnya dengan menggunakan “pompong” (perahu nelayan ukuran <5GT) atau kapal barang yang singgah di Serasan. lamanya waktu perjalanan laut dari Subi ke Serasan sekitar 5-6 jam.
Selain itu, sarana transportasi yang digunakan oleh penduduk di Subi dan Serasan banyak menggunakan kapal angkutan barang dengan jadwal yang tidak tentu, tergantung banyaknya muatan barang sebagai salah satu cara untuk menutupi biaya ongkos perjalanan. kapal angkutan barang di Subi dan Serasan lebih banyak melakukan pengiriman/transaksi pertukaran barang ke wilayah Pemangkat atau Pontianak di Kalimantan Barat dibandingkan ke Ranai/Natuna. Hal ini karena letak geografis Gugusan Pulau Serasan yang lebih dekat dengan Wilayah Kalimantan. Lamanya waktu tempuh dari Serasan ke Pemangkat dengan menggunakan kapal barang sekitar 10-12 jam dan tergantung pada kondisi cuaca angin dan gelombang laut.
Komoditi unggulan yang banyak dibawa keluar dari wilayah Gugusan Pulau Serasan (Subi dan Serasan) yaitu ikan, kelapa dan cengkeh. Penduduk di wilayah Gugusan Pulau Serasan sangat tergantung pada hasil laut lebih dari 90% penduduk di Subi, Serasan dan Serasan Timur merupakan nelayan, sehingga ikan menjadi komoditi yang paling banyak dikiririm ke luar wilayah. Adapun kelapa dan cengkeh merupakan komoditi dari hasil kebun.
Kebutuhan bahan pangan seperti beras, gula, minyak dan bahan pokok lainnya didatangkan dari luar daerah. Kegiatan transaksi pertukaran barang banyak dilakukan dengan wilayah Kalimantan Barat. Bahkan, kegiatan transaksi perdagangan banyak dilakukan dengan Malaysia Timur tepatnya di Semantan. Kegiatan perdagangan lintas batas ini telah berlangsung sejak lama, karena letak geografis yang berdekatan ditambah juga karena serumpun. Komoditi yang banyak dibawa oleh penduduk di Serasan yaitu Ikan. Tercatat saat ini sudah ada 3 unit kapal angkutan di Serasan yang dapat ijin untuk mengangkut ikan dan menjual di Semantan, Malaysia. Selanjutnya, kembali ke Serasan dengan membawa kebutuhan bahan pangan. Transaksi perdagangan banyak dilakukan dengan menggunakan uang ringgit.
Saat ini, penduduk di Subi dan Serasan telah menikmati energi listrik PLN 24 jam untuk penerangan. Sumber energi listrik di wilayah tersebut menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Sarana telekomunikasi di Subi telah tersedia jaringan seluler, namun koneksi untuk paket internet masih belum tersedia. Sarana komunikasi di Pulau Serasan lebih lancar karena telah tersedia jaringan seluler dan paket data internet.
Terbatasnya aksesibilitas menjadi kendala utama yang dihadapai oleh penduduk di Gugusan Pulau Serasan. oleh karena itu, untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di wilayah pulau terluar Gugusan Pulau Serasan maka perlu didukung oleh lancarnya sarana transportasi. Untuk memperlancar sarana transportasi laut di wilayah Gugusan Pulau Serasan maka dibutuhkan adanya sarana pelabuhan yang mendukung kapal angkutan untuk manusia dan barang dapat berlabuh setiap saat.
Ada 3 sektor utama yang dapat dikembangkan untuk mendukung tumbuhnya perekonomian di wilayah pulau terluar Gugusan Pulau Serasan. Pertama, pengembangan di bidang transportasi dan telekomunikasi. Adanya sarana transportasi dan komunikasi akan mendorong semakin lancarnya arus pertukaran barang dan jasa sehingga kegiatan transaski perekonomian lokal dapat meningkat. Kedua, pengembangan di sektor perikanan yaitu perikanan tangkap dan budidaya laut. potensi sumberdaya ikan di wilayah peraiaran Gugusan Pulau Serasan masih sangat potensial, bahkan banyak nelayan luar daerah yang melakukan penangkapan di wilayah perairan setempat. Ikan merupakan komoditi unggulan yang telah terbukti menjadi sumber penghidupan penduduk di wilayah Gugusan Pulau Serasan. Ketiga, pengembangan sektor pariwisata. Kegiatan pariwisata berbasis masyarakat dapat berjalan beriringan dengan kegiatan lainnya berbasis sumberdaya alam. Kegiatan wisata dan perikanan dapat saling bersinergi dan secara bersama-sama dapat menjaga kelestarian sumberdaya alam. Banyak objek wisata berbasis alam di Gugusan Pulau Serasan, apalagi saat ini Pulau Serasan telah dijadikan sebagai geopark nasional di Kabupaten Natuna. Beberapa objek wisata yang dapat dikembangkan yaitu wisata snorkling dan diving, wisata pantai salah satunya di Pantai Sisi yang memiliki pantai pasir putih yang panjang sekaligus sebagai tempat penyu bertelur. Musim puncak penyu bertelur di Pantai Sisi terjadi pada Bulan Juli –Agustus dengan jumlah penyu yang bertelur sekitar 12 ekor, namun saat ini jumlahnya terus berkurang. Objek wisata lainnya banyak terdapat peninggalan benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam sebagai salah satu bentuk benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah. (AnH, NnA, ArG dan FFA)